Skip to main content

Posts

Featured

Third Piece , First Sparkle

NAIF         Dia duduk terpaku di ujung hutan yang senyap. Tempat dimana Ia dapat melihat jati diri cahaya. Mata lebarnya tak memberikan tanda apapun, hanya menjadi alat baginya untuk berbicara kepada dunia, membohongi mereka. "Iya aku baik-baik saja".          Dari sana Ia dapat melihat, ketika kuasa-Nya membuat bumi berotasi pada porosnya. Memberikan tanda bahwa separuh demi separuh hidupnya telah berlalu. Ya. Siang, Malam, Siang, Malam. Tapi Ia telah membohongi waktu. Kenaifannya selalu mempersilahkan masa lalu untuk datang. Bukan, ini bukan salah-Nya dan bukan salah yang datang.          Kepercayaan telah membuat Ia hidup dan sekaligus telah mencekiknya. Walaupun fakta telah menamparnya ribuan kali, Ia tetap mengelak. Membuat Ia tetap berkubang dan membaca lembaran rangkaian kisah yang sama, dengan epilog yang sama.           "Ya, Yang Maha Kuasa sedang berdialog denganmu". Begitulah ayat yang tersisa di sudut jiwanya.  Memberi berita bagimana harusnya

Latest Posts

Second Piece

First Piece

Crackle